loading...
loading...

cari vidio

klik pojok kiri bawah untuk dwonload

Sunday, 14 January 2018

Ibu mina

Aku adalah seorang remaja yg masih berumur sekitar 19 tahun dan telah lulus dari sebuah SMUN di Malang dan tinggal di sebuah desa kecil di sebelah selatan kota Malang, sebuah desa yg tdk terlalu ramai karena letaknya yg sangat jauh dari pusat kota.
Bu Mina sendiri adalah seorang tetanggaku yg bertempat tinggal tepat di belakang rumahku. Wanita ini berusia sekitar 40 tahun dan sudah mempunyai suami serta 3 orang anak, yg satu masih duduk di bangku kelas 6 SD sementara yg lainnya sudah menginjak bangku SMP. Suami Bu Mina bekerja sebagai tukang kebun di sebuah sekolah negeri di kota.

Mengenai postur tubuh Bu Mina hingga aku mau untuk bersetubuh dan berselingkuh dengannya tampaknya bukan hal yg terlalu menarik untuk dipaparkan karena postur tubuh Bu Mina bukanlah bagaikan seorang artis yg cantik, gemulai, dan menggairahkan seperti layaknya model iklan atau pemain sinetron kelas atas, tetapi ia hanyalah seorang perempuan kampung istri seorang tukang kebun dan seorang ibu rumah tangga yg selalu direpotkan oleh urusan-urusan keluarga hingga tdk sempat untuk melakukan kegiatan BL (body language), renang, dan berolah raga seperti kebanyakan orang kaya. Tentulah dapat dibayangkan bagaimana tubuh Bu Mina.
Bentuk badan ibu rumah tangga ini adalah biasa saja atau bahkan oleh sebagian besar pemuda body Bu Mina dapat dipandang sangat tdk menarik. Tinggi badan perempuan beranak tiga itu sekitar 154 cm dan berat badan 50 kg. Anda dapat membayangkan sendiri bagaimana bentuk tubuhnya dengan ukuran seperti itu.
Mengenai nafsu dan gairahku terhadap Bu Mina bukan terbentuk dalam waktu yg singkat, tetapi nafsu dan gairah itu dapat dibilang mulai terbentuk semenjak aku masih berumur sekitar 14 tahun dan masih menginjak bangku SMP.
Waktu itu aku sering kali bermain-main dan mandi di sungai yg berada di dekat kampungku, dan di saat-saat aku bermain dan mandi di sungai itulah acapkali aku melihat Bu Mina bertelanjang diri mencuci dan mandi di sungai tersebut. Dan tdk jarang pula sembari mengintip ia mandi aku melakukan masturbasi karena tdk tahan melihatnya bugil tanpa sehelai kain pun yg menempel di tubuhnya.
Setelah menginjak bangku SMU aku pun tdk pernah lagi pergi ke sungai itu baik untuk sekedar bermain atau pun mandi. Lagi pula aku harus bersekolah di SMU yg berada di pusat kota yg letaknya sangat jauh dari perkampunganku hingga aku terpaksa harus indekost selama kurang lebih tiga tahun masa studiku di SMU dan aku jarang sekali pulang ke rumahku di kampung.
Baru sekitar pertengahan tahun 2004 silam aku lulus dari bangku SMU dan kembali ke rumahku di kampung. Dan setelah lulus dari SMU aku pun masih harus menganggur karena tahun ini aku tdk sukses dalam ujian masuk PTN (SPMB). Terpaksa aku harus mencoba lagi di tahun mendatang untuk dapat diterima di PTN.
Selama menganggur aku seringkali luntang lantung sendiri karena tdk punya pekerjaan dan apalagi teman-temanku semasa kecil dulu ternyata kebanyakan sudah menempuh studi di perguruan tinggi di kota dan sebagian lagi sudah bekerja dan jarang sekali pulang, sehingga kondisi perkampunganku acapkali terlihat sepi akan para pemuda. Yg banyak terlihat pastilah hanyalah bapak-bapak atau ibu-ibu dan beberapa anak yg masih kecil.
Di hari-hari itulah aku kembali sering pergi ke sungai dimana aku selalu bermain dan mandi sewaktu aku masih kecil dulu. Suatu ketika pada saat aku sedang pergi memancing di sungai, tanpa sengaja mataku menatap beberapa perempuan yg sedang mandi dan mencuci di sungai itu dan di antaranya ternyata adalah Bu Mina. Ketika itu body Bu Mina tampak sudah sangat berbeda dengan yg pernah aku lihat dahulu saat aku masih kecil. Sekarang tubuhnya tampak lebih gemuk dan pantatnya pun tampak lebih besar dan perutnya tampak agak sedikit membuncit karena kegemukan.
Pada awal aku melihat body tubuh perempuan berumur 41 tahun itu sedang mencuci, aku tdk tertarik sama sekali karena ia terlihat tdk seksi dan tdk menggairahkan bagiku hingga aku meneruskan niatku untuk memancing ikan pada hari itu. Setelah beberapa saat berlalu, tanpa sengaja mataku tertuju lagi pada Bu Mina yg mulai melepaskan pakaian yg dikenakannya. K0ntolku begitu kerasnya menegang saat melihat ia melepas celana dalam hitamnya.
Ia tampak kesulitan melepaskan celana dalam yg ketat itu karena saking besarnya ukuran pantatnya. Sesaat kemudian ia mulai membasahi tubuhnya dengan air. Gairah seksku serasa tdk tertahankan lagi waktu melihat Bu Mina yg telah bertelanjang bulat dan telah basah oleh air itu mulai menggosokkan sabun ke tubuhnya. Perempuan yg sudah bersuami itu menggosok-gosok tubuhnya dan beberapa kali meremas payudara dan menggosok pantatnya dengan sabun. Ingin sekali aku turun mendekati dan mengajaknya untuk bersetubuh di waktu dan tempat itu. Tetapi masih ada beberapa perempuan lain di sana.
Aku masih memikirkan resiko yg sangat besar yg dapat aku terima jika saja ia tdk mau melakukan hubungan badan denganku, atau suaminya mengetahui tindakan kami, dan bagaimana tindakan orang kampung jika sampai mengetahui perzinahan kami sehingga aku pun memutuskan menahan gairah yg sangat kuat itu. Kemudian aku bergegas pulang dan tdk meneruskan niatku memancing pada hari itu.
Saat tiba di rumah, pikiranku masih saja terganggu oleh bayangan Bu Mina. Tubuhnya.., celana dalam hitamnya.., pantatnya.., payudaranya.. Pikiran itu terus saja menggangguku. Setelah berpikir beberapa saat akhirnya aku memiliki ide untuk dapat bersetubuh dengan tetanggaku itu dan akhirnya aku memutuskan untuk mulai menggaet Bu Mina agar mau melakukan hubungan suami istri denganku.
Mulai saat itulah aku acapkali bermain-main ke rumah Bu Mina saat suami dan anak-anaknya tdk berada di rumah. Dan tdk jarang pula aku bercanda dan menggodanya. Dan hubungan yg menarik pun tampaknya mulai terbentuk di antara aku dan ibu berumur 41 tahun itu. Tampak sekali bahwa ia juga menaruh gairah terhadapku.
Suatu ketika pada saat Bu Mina sedang menyetrika pakaian di ruang tamunya, dengan memberanikan diri aku berusaha mengungkapkan maksud, gairah, dan keinginanku kepada tetanggaku itu. Dan ternyata keinginan, nafsu, dan gairahku tdk bertepuk sebelah tangan. Ternyata perempuan itu juga memiliki rasa ketertarikan yg sama terhadapku.
Setelah tampak jelas bahwa di antara kami berdua memang saling menaruh ketertarikan, akhirnya aku menjelaskan kepadanya bahwa kami tdk mungkin melakukan hubungan suami istri dan perzinahan itu di rumahnya ataupun di rumahku. Aku pun memaparkan padanya bahwa kami hanya bisa melakukannya di tempat lain misalnya saja di hotel murahan di kota. Hal itu dimaksudkan agar suami dan anak-anaknya atau pun tetangga tdk mengetahui perbuatan kami. Setelah ia setuju akhirnya kami pun memutuskan waktu dan tempat yg pas untuk melaksanakan niat tersebut.
Suatu sore tepat pada waktu yg kami sepakati aku pergi ke kota untuk menyewa sebuah taksi yg akan mengantarkan kami ke hotel yg kami maksud. Selama beberapa saat bernegosiasi dengan sopir taksi, akhirnya tercipta kesepakatan dan sopir pun mau mengantar kami. Setelah aku masuk ke dalam mobil, sopir mulai menjalankan mobilnya menuju tempat dimana Bu Mina sedang menunggu, yaitu di sebuah taman di pinggiran kota.

Sekitar maghrib akhirnya kami tiba di sebuah taman di pinggiran kota tempat Bu Mina sedang menunggu. Kemudian aku meminta sopir agar memperlambat laju mobilnya. Setelah beberapa saat terlihat seorang perempuan berpakaian rok terusan sedang berdiri di seberang jalan dan tampak melihat ke arah mobil kami. Dan aku meminta sopir untuk menghentikan laju mobilnya. Setelah itu aku keluar dan menghampiri Bu Mina, menggandeng tangan dan mempersilakannya masuk ke dalam taksi.
Setelah kami berdua masuk ke dalam mobil aku meminta sopir untuk menjalankan mobilnya ke arah hotel yg kami maksudkan. Dan dengan perlahan-lahan mobil melaju ke arah kota tempat hotel yg kami maksudkan berada.
Beberapa saat di dalam mobil, aku dan Bu Mina tampak kaku karena di antara kami sendiri belum pernah bercinta sama sekali dan hubungan spesial kami masih baru saja dimulai. Kemudian aku memulai perbincangan dan dengan diselingi oleh canda dan guyonanku, akhirnya kami berdua dapat saling berinteraksi dengan baik bahkan lama-lama pembicaraan kami pun berlanjut ke arah yg jorok-jorok dan tampaknya Bu Mina tdk berkeberatan dengan hal itu dan ia tampak begitu bergairah.
Beberapa menit berlalu aku mulai menciumnya. Pertama kali ia tampak terkejut melihatku berani menciumnya. Sedetik kemudian aku mulai mendekatkan wajahku ke arah wajahnya dan mulai mencium dan mencumbu leher perempuan 41 tahun itu. Pada awalnya ia menahan tubuhku dengan kedua tangannya seolah ia tdk ingin aku melakukan hal itu. Tetapi aku terus saja berusaha mendekatkan wajahku ke arah lehernya untuk mencumbunya.
Baru setelah beberapa lama akhirnya Bu Mina tampak pasrah dan membiarkanku mencium dan mencumbu lehernya. Nafasnya mulai tampak ngos-ngosan karena gairah seks yg dirasakannya. Dan sesekali ia mengeluarkan suara-suara desahan yg sangat merangsang dan membuat jantungku semakin berdegub kencang.
Kemudian aku mulai melepas kaos yg aku kenakan. Dan dengan masih bercelana panjang aku kembali mencumbu perempuan beranak tiga itu. Selama bibirku sibuk mencumbu bibir dan leher tetanggaku itu, tangan kananku sibuk memegang pinggang, pantat, dan sesekali meremas payudara Bu Mina yg masih mengenakan pakaian lengkap itu. Beberapa menit kemudian tangan kananku mulai meraba-raba punggungnya dan mencari-cari letak resleting rok terusan yg dikenakan Bu Mina. Setelah menemukannya, dengan tanpa henti aku terus mencium dan mencumbu perempuan itu sambil aku berusaha menurunkan resletingnya dan kemudian berusaha menyibak sedikit demi sedikit pembungkus tubuh perempuan 41 tahun itu. baca juga cerita sex lainya di seksigo.com
Dan akhirnya terlihatlah buah dada besar Bu Mina yg masih terbungkus BH berwarna hitam. Dengan menciumi dan sesekali menggigit-gigit lehernya, tangan kananku meraih tali BH-nya dan mulai menurunkannya ke bawah. Sementara itu tangan kiriku meraih tali BH yg satu lagi dan mulai menurunkannya ke bawah. Di sela-sela cumbuan dan ciuman kami, tangan kananku menyusup masuk ke dalam BH Bu Mina. Dan setelah mendapati payudara besarnya, tangan kananku tak henti-hentinya meremas-remas buah dada montoknya.
Belum puas aku melakukan hal itu, aku berpaling ke arah sopir yg tampak sedang sibuk mengendarai mobilnya dan mengatakan kepadanya untuk mengurungkan pergi ke hotel yg kami maksudkan dan minta agar ia menjalankan mobilnya untuk berkeliling kota saja dan memintanya untuk memperlambat laju mobil serta menjelaskan kepadanya bahwa aku akan menambah biaya taksinya. Setelah ia setuju, aku kembali berpaling ke arah Bu Mina dan ia tersenyum ke arahku. Kemudian aku kembali mencumbu perempuan tetanggaku itu.
Beberapa saat kemudian aku mulai melepas celana panjang dan celana dalam yg aku kenakan dan meminta Bu Mina untuk melepas seluruh pakaian yg dikenakannya. Dan sedetik kemudian kami berdua telah sama-sama telanjang bulat tanpa sehelai kain pun yg melekat di tubuh kami. Keringat yg membasahi seluruh tubuh Bu Mina semakin menambah gairah seksku karena tubuh montoknya tampak semakin mengkilat dan menggairahkan. Kemudian aku meminta perempuan bersuami itu untuk mengangkang di atasku dan menghadap ke arahku, sementara itu aku dengan k0ntol yg masih terus menegang dan yg tak hentinya mengeluarkan lelehan cairan bening (air madzi) duduk bersandar di tengah jok belakang. Kemudian aku meminta perempuan dengan tiga anak itu untuk menduduki aku dan membenamkan k0ntolku ke dalam lubang anusnya.
Kenikmatan yg sangat luar biasa aku rasakan saat perlahan-lahan k0ntolku mulai terbenam di dalam lubang anus Bu Mina. Betapa nikmatnya seks itu, betapa nikmatnya tubuh perempuan yg sudah berumur 41 tahun ini, perempuan yg sudah bersuami, memiliki tiga anak, dan masih tetanggaku ini. Sungguh nikmatnya peristiwa saat itu. Dalam benakku terbayang seandainya saja kenikmatan perzinahan ini tdk pernah berakhir, andaikan saja kami berdua bisa terus bersetubuh tanpa mencapai titik puncak kepuasan. Detik-detik perselingkuhan itu kami rasakan bagaikan di surga, nikmat dan menyenangkan.
Bu Mina yg telah mengangkang di atasku dan telah membenamkan k0ntolku ke dalam lubang anusnya terus saja menggerakkan pantatnya ke atas dan ke bawah, terus mengocok k0ntolku yg terjepit nikmat di dalam lubang anusnya. Di antara kenikmatan luar biasa yg terus aku rasakan, tanganku tdk henti-hentinya meremas-remas pantat Bu Mina, mengusap-usap pinggangnya, dan sesekali meremas-remas buah dada montoknya. Tdk jarang dengan gerakan pantat Bu Mina ke atas dan ke bawah itu membuat sesekali k0ntolku yg tegang dan basah itu terlepas keluar dari lubang anusnya hingga aku sesekali harus memperbaiki posisi k0ntolku agar masuk kembali ke dalam lubang anus perempuan montok tetanggaku itu.
Beberapa menit berlalu, aku meminta Bu Mina untuk mengalihkan gerakan pantatnya. Sesaat kemudian ia mulai memutar-mutarkan pantatnya terkadang searah jarum jam dan kadang pantatnya juga memutar berlawanan jarum jam. Di antara goyangan-goyangan pantat Bu Mina yg nikmat itu, dari mulutku sesekali keluar desahan dan rintihan. Suara-suara itu adalah refleksi dari kenikmatan luar biasa yg aku rasakan selama dalam melakukan perzinahan dan perselingkuhan dengan Bu Mina, perzinahan dan perselingkuhan yg nikmat dengan seorang perempuan yg sudah bersuamikan tukang kebun dan sudah memiliki tiga anak, yg bertubuh montok, berpantat dan berbuah dada besar.
Selama beberapa menit berlalu, goyangan-goyangan berputar pantat Bu Mina yg nikmat hampir membuat aku mencapai titik klimaks. Buru-buru aku meminta Bu Mina untuk mengangkat pantatnya agar k0ntolku terlepas dari jepitan lubang anusnya. Aku tdk ingin secepat itu mencapai puncak kepuasan dan secepat itu menyudahi hubungan suami istriku dengan Bu Mina. Kemudian aku berdiam diri sejenak dan mengatur nafasku yg ngos-ngosan. Sementara itu Bu Mina tampak sibuk membenahi rambutnya yg awut-awutan dan sesekali menyeka keringat yg tampak membasahi seluruh tubuhnya.
Setelah nafasku mulai teratur dan aku tdk lagi merasakan akan memuncratkan sperma dan mencapai titik klimaks, maka aku pun kembali menatap Bu Mina yg tampak tersenyum ke arahku. Kemudian aku memintanya bersandar di jok taksi bagian belakang dan memintanya untuk agak mengangkangkan kakinya agar memeknya dapat jelas terlihat. Dengan duduk bersandar dan agak merosot ke bawah, Bu Mina mulai membuka agak lebar kedua kakinya hingga terlihatlah rambut-rambut merah kehitaman yg tumbuh lebat di sekitar selangkangannya dan sebagian besar lagi menutupi lubang memeknya.
Dengan perlahan aku menunduk dan mendekatkan wajahku ke arah lubang memek Bu Mina. Dengan perlahan-lahan aku menyibak rambut rambut merah kehitaman itu dan berusaha mencari letak lubang memek Bu Mina. Setelah tampak olehku lubang memeknya, aku mulai menjilatinya dan sesekali memasukkan telunjukku ke dalamnya. Dan tampaknya perempuan 41 tahun itu mulai merasakan kenikmatan.
Waktu terus berlalu dan aku tdk henti-hentinya menjilati dan terkadang memasukkan dua hingga empat jariku ke dalam memek Bu Mina. Di antara desahan dan deru nafasnya yg memburu, sembari dengan mata terpejam perempuan 41 tahun itu tak jarang meremas-remas kedua payudaranya sendiri dan sesekali memelintir dan menarik puting susunya dengan kedua tangannya.
Melihat tubuhnya yg montok dan tingkah lakunya yg seperti itu, gairah seksku seperti tdk dapat ditahan lagi. Perlahan-lahan aku berdiri dan mulai mendekap tubuh Bu Mina dan menidurkannya di jok bagian belakang. Setelah itu ia mulai membuka matanya dan dengan tampak sangat pasrah ia hanya mendesah-ndesah saat aku mulai menindihnya dan dengan perlahan-lahan mulai memasukkan k0ntolku yg tegang ke dalam lubang memeknya. Tak henti-hentinya aku menjejal-jejalkan k0ntolku ke dalam lubang memek Bu Mina yg hangat, lembek, lembut dan basah itu.
Beberapa menit kemudian saat aku terus mengocok k0ntolku di dalam jepitan hangat memek Bu Mina, tiba-tiba aku merasakan akan menyemburkan sperma sebagai sebuah tanda bahwa aku akan mencapai titik puncak kepuasan. Dan sekali lagi aku tdk ingin secepat itu mencapai titik klimaks. Aku masih ingin berlama-lama bercumbu dan bersetubuh dengan tetanggaku ini. Dan dengan perlahan-lahan aku menarik k0ntolku keluar dari kehangatan memek Bu Mina agar aku tdk memuncratkan sperma secepat itu.
Tetapi terlambat, sesaat setelah k0ntolku tercabut keluar dari lembutnya memek Bu Mina, aku tdk tahan lagi menahan spermaku yg memaksa keluar dari dalam k0ntolku sehingga cairan putih kental pun muncrat dan berceceran di perut dan sebagian lagi ke buah dada Bu Mina. Bu Mina kemudian mulai mengusap dan meratakan cairan kental itu ke perut dan buah dadanya yg montok dan sesekali ia meremas-remas payudaranya dengan kedua tangannya.
Sementara itu aku masih berlutut di atas tubuh Bu Mina yg sedang tidur telentang dan dengan tangan kanan aku terus mengocok perlahan k0ntolku untuk mengeluarkan sisa-sisa sperma yg masih tertinggal dan merasakan kenikmatan detik-detik akhir puncak kepuasanku.

Wednesday, 10 January 2018

anak sma

Saya Andri, 32 Tahun , kisah saya ini berawal sekitar tahun 2004 ketika saya memutuskan untuk pindah dari mess kantor saya, dan mencari rumah kontrakan di daerah sekitar rumah om saya, di Jaksel, dari iklan koran pos kota akhirnya saya dapatkan rumah kontrakan dipinggir tol, sepanjang Jl. TBS. daerah ini masih berupa kampung yang masyarakatnya masih sering kumpul-kumpul dan masih saling mengenal satu sama lain, antara pendatang dan penduduk asli sangat akrab, suasananya jauh beda dengan suasana di pedesaan di daerah asal saya, beruntung sekali saya dapat rumah kontrakan di Jakarta dengan suasana seperti ini.
Begitu mulai tinggal disana ( pada waktu itu saya masih bujangan ), saya mulai berkunjung memperkenalkan diri ke tetangga-tetangga rumah saya , sebelumnya lapor bapak ketua RT terlebih dahulu yang kebetulan pas di depan rumah kontrakan saya. Tetangga kiri saya, tinggal keluarga yang lumayan besar, terdiri dari 2 anak laki2 dan 3 anak perempuan ( sebenarnya perempuan ada 2 lagi tapi sudah berumah tangga dan ikut suami mereka), Pak Edi saya menyebutnya, seorang pesiunan PNS asli warga kampung sini, beristrikan dengan bu Esty asli Kalimantan masih ada keturunan d****k yang terkenal putih, dan cantik.
Hasil gambar untuk porno sma
Begitu pula dengan tiga anak perempuannya yang tersisa mewarisi kecantikan dari ibu mereka. Tiga cewek tetanggaku ini pada usia yang mulai mekar dan segar yaitu , pertama Dea, sangat cantik, paling cantik diantara adik2nya, tubuhnya kecil langsing 160/42 , putih , 17 tahun jalan Kelas 3 SMA, kedua Emi , kelas 1 SMA , wajahnya manis menyenangkan, 160/45, lebih berisi, putih, agak tomboy, rambut pendek,dan agak cuek, ketiga Mella baru kelas 2 SMP , 160/42 Body paling bagus diantara kakaknya, putih rambut panjang ikal, sangat murah senyum. Kisah ini saya fokuskan ke Dea, yang tertua dari 3 gadis ABG tetangga kiri rumahku itu, dirumah Dea berpakaian apa adanya, pakaian rumahanlah, kadang kaos , tank top , daster, celana pendek , seperti ABG jaman sekarang, sehingga kadang memperlihatkan putih mulus kulitnya , dari kaki sampai paha yang kecil , putih mulus, dengan sedikit bulu-bulu halus di setiap jengkal kulit kakinya dan tangannya, bulu2 ini yang membuat saya selalu mengkhayal dan penasaran ingin tahu lebih dalam isi dibalik bajunya, klo berangkat sekolah pagi selalu lewat depan rumah dan sengaja aku tunggu sambil pura2 bersihin motor atau nyapu, atau lain-lain ( namanya bujangan semua dilakukan sendiri ), dan Dea selalu tersenyum menyapa, hanya sebatas itu saja karena kami belum pernah resmi berkenalan. Pada suatu waktu, seperti biasa ketika berangkat sekolah lewat depan rumahku, tiba-tiba Dea datang menghampiriku, suatu kejadian yang diluar kebiasaan, hatiku mulai dag dig dug ada apa gerangan ini, sepertinya Dea juga berjalan ke arahku dengan agak ragu-ragu, “hai mas lagi ngapain ?” tanyanya , “ lagi manasin motor” jawabku, aduh wajah cantik ini sekarang bener-bener bisa kunikmati dari dekat “ maaf mas, boleh Dea mintolong mas Andri “ katanya masih dengan nada ragu-ragu, “ mas Andri ada computer dirumah” lanjutnya , “ada” , jawabku, “I saya dapat tugas dari sekolah mas, boleh pinjam Komputer , untuk ngetik laporan, klo ke rental waktunya sedikit, dan ga boleh bapak klo pulang malam” celotehnya, weesss kesempatan nih, naluri buayaku mulai terusik, “ Ooo gitu boleh dik Dea , ntar malam ya, tunggu saya dari kantor ya paling abis magrib aku sudah datang” jawabku , “klo mo pake internet juga boleh” lanjutku, “bener mas!! Kebetulan saya juga harus cari data di internet mas” katanya, “ya udah ntar malam , ya , klo saya dah pulang maen aja kesini “ kemudian setelah pamit dia kembali jalan membelakangiku, oooo .. memang dea gadis cantik, terus kuperhatikan , keliahatan lehernya kecil putih dan jenjang dan rambut halus, seharian di kantor aku membayangkan wajah cantik Dea, dan apa yang ntar malam terjadi, sambil menyusun rencana busuk.
Akhirnya jam 18.30 saya sampai dirumah dan langsung mandi, sekitar jam 19.00 bel rumah berbunyi, hehehe ini saat yang ditunggu-tunggu, saya lansung keluar membuka pagar, anjriiiiiiiit ternyata betul si Dea , cantik banget, pakai span jean mini , dan baju merah muda dengan lengan pendek, kulitnya yang putih mulus dihiasi dengan rambut haluss, suatu pemandangan yang luar biasa mempesona. “ malam mas” sapanya , “malam dik dea” balasku, “ sendirian aja, emi ma mella kemana ?” tanyaku, “ ada mas dirumah lagi belajar juga” jawabnya, “ oo gitu, ayo masuk, jangan sungkan-sungkan, laptopnya sudah mas nyalahin kok” kataku mempersilahkan. Kemudian Dea langsung menuju laptopku yang sudah aku nyalain. Aku segera ke dalem ambil minuman dan makanan kecil yang sudah aku siapin kebetulan aku tadi sempat mampir di mini market, tidak lupa aku tuangkan sebungkus bubuk perangsang yang beberapa hari kemarin aku pesen lewat toko sex online dr Surabaya 75 rb. 4 bungkus, “ kok repot2 mas”katanya, “ga kebetulan ada kok” jawabku , “ dilanjut ya dik, saya nonton TV “ kataku , aku langsung nyalahin TV dan nonton ga jauh dari dia, sambil nonton sekali-sekali aku lirik dia, sambil kepalaku geleng2, “ hm, emang cantik cewek ini, pahanya mulus bener, dalemannya gimana ya” kata bathinku, aku terus nonton TV dan sempat kuliat dia minum jus jambu yang telah kusediakan, ntar lagi kena nih.
Sekitar 10 menit kemudian “mas!” “ ya Dea ada apa?” jawabku, “ boleh buka internet?” tanyanya, “ silakan aja , tau caranya kan” jawabku , “ya mas” jawabnya. Kebetulan komputerku sudah aku set , begitu masuk internet explorer langsung masuk web site xxx ( forum tetangga) yang isinya foto2 bugil dan cerita seru juga, aku lirik dia ternyata dia masih buka situ situ ga browsing yang lain, kulihat mukanya sudah bersemu merah, mungkin obat perangsang yang aku berikan juga sudah mulai bekerja. “mas “ tiba2 dia memanggil, “ ada apa dea “ aku lansung berdiri dan mendekatinya.” Cara buka ini gimana?” katanya, rupanya dia mo buka cerita seru yang judulnya” bercinta dengan ABG “ , padahal klo mo niat buka tinggal klik ..aja ga usah panggil aku, hmmm. pasti dah horny nih anak, kemudian aku langsung pegang mouse sementara tangannya masih diatasnya, sambil kugenggam tangannya, dia diam aja, tercium wangi rambutnya, dan paha atasnya terlihat putih mulus karena aku sambil jongkok dibelakangnya, tinggal klik aja dik kataku sambil mengarahkan kursor, “rambutmu wangi sekali dik “ kataku ga sadar “ ah mas bisa aja “ jawabnya. “ mas sering liat gambar dan cerita seperti ini ya” tanya , “ iya dik, mas kan masih sendiri, kesepian tiap malam, jadi ya buat hiburan aja” , “ memang mas belum pernah melakukan” tanyanya, waaah anak ini tanyanya sudah mulai menjurus K***lku kurasa tambah besar. “ ya pernah sih dulu ma pacar, tapi sekarang dah putus” jawabku, “ mang sampai ngapain aja, ML juga kah”tanyanya. “ iyalah “ jawabku, “dik dea sudah punya pacar?” tanyaku, “sudah mas, teman satu sekolah ” jawabnya, “ dah ngapain aja” tanyaku, “ cium-cium biasa aja mas, trus pacarku meremas tetekku, itu aja “ jawabnya , “ enak ga? “ tanyaku “ enak juga mas” jawanya, “belum pernah lebih, kayak pegang k****l atau punyamu diisep “ tanyaku , “belum mas, emang enak gitu”katanya, “ ya enaklah mo coba?” tanyaku iseng, dia tersenyum dan kemudian diam aja, wah aku bingung nih apa maksud senyumnya mau apa tidak ya, kulihat nafasnya aga memburu, dan duduknya gelisah sambil matanya tetap menatap laptopku, setelah diam sejenak aku yang masih berada dibelakangnya memberanikan diri , menciumi rambutnya, dia diam saja, truss kea rah tengkuknya , Dea tetep diam aja, nafasnya tambah memburu dan k*****lku sudah semakin besar, aku coba tempelkan burungku di punngungnya sambil terus mencium rambut dan tengkuknya. “dik” kamu cantik sekali, bolehkah mas menciumu, mas dah ga tahan” bisikku di deket telinganya, dia diam aja terus tanganku segera turun meraba pahanya yang putih mulus dan berbulu, kuraba-raba terus , akhirnya dia ga tahan dan membalikkan badan segera mencium bibirku, “ mas aku juga pingin” katanya, terus kami berciuman bibir sampai lidah…lama sekali sambil tanganku meraba pahanya dan punggungnya, teteknya yang kecil terasa menempel di di dadaku begitu pula K*****lku menempel di perutnya. “ dik pindah ke sofa yuk” bisikku , tanpa menunggu jawaban kutuntun dia ke sofa sambil terus berciuman, gila… enak sekali ABG ini, ciumannya sudah professional banget, dudukkan di sofa dan kemudian kubaringkan, tanganku sudah mulai bergerilya dia atas dadanya yang masih tertutup bajunya, “ sayang dibuka dikit ya bajunya” bisikku, dia diam saja, berarti ya nih, sambil terus berciuman, tanganku membuka baju atasnya sekaligus kait bh, kumasukkan tanganku ke teteknya dan kuremas pelan-pelan , dia menggelinjang menahan kenikmatan, kubuka sedikit lagi, dan terlihat bukit kecil yang sangat indah, tetek putih, dengan punting yang merah jambu , masih sangat kenyal sekali, tanpa kusadari tangannya telah mengelus-elus K*****lku , aku semakin semangat mengulum bibir daan lidahnya terus aku geser ke lehernya, leher jenjang yang putih, kukecup berkali-kali, dia mulai bersuara “ oooh…oooh..geli mas…enakk” aku tak perduli langsung aku pindah ke dadanya , kukulum putingnya dan kupijat-pijat sekitar putingnya dengan lidahku , nafasnya semakin memburu, dan tangannya mulai membuka kancing celanaku. Akhirnya tersembulah batang torpedoku yang besar, dia terus mengelus-elus dengan tangannya yang kecil mungil, kubuka seluruh baju atasnya sehingga dia Topless, badannya bagus sekali, putih kecil , tangannya yang kecil panjang ditumbuhi rambut halus, terus ku kulum dan kupijat teteknya kanan dan kiri bergantian, kepalanya semakin mendongak menahan nikmat, dan tangannya melepas torpedoku dan menjambak rambutku dan semakin menekan kepalaku kedadanya. “ dik mo isap Burungku ga” bisikku , “ ga tau caranya mas” jawabnya, “ biasa aja, anggap saja makan eskrim jilat dan kulum, tapi jangan sampai kena gigi” kataku, “ kucoba yam as” jawabnya kemudian segera dia melorot, tanganya yang mungil memegang pangkal torpedoku sambil dipijat, lidahnya mulai menjilat-jilat kepala torpedoku, “ ooouuuch dik enak sekali” aku mulai meracau, “ kulum dik “ pintaku dia mulai memasukkan torpedoku ke mulutnya yang kecil dan merah., hampir tidak muat torpedoku, dan mulai mengocok, memaju mundurkan kepalanya” enaaaaak dik ..terus…” aku semakin meracau, tangannya masih memijit buah pelirku, sementara tanganku mencari teteknya dan kuremas pelan-pelan. Setelah sekitar 10 menit terasa cairan didalam torpedoku sudah mendesak pingin keluar, dengan kenikmatan yang luar biasa kusemprotkan cairan sperma itu dimulutnya. “ Uaaaaaaaah …uaaaaaaah.enaaaak dik !!!” Beberapa kali kusemprot mulutnya, kemudian aku duduk di sofa dengan lemas, dia memutahkan kembali sperma yang kusemprotkan tadi di asbak , “ enak sekali dik sedotannmu , kamu cepat belajar” , “iya mas aku juga enaak”, “ terimah kasih ya dik, mas puas banget hari ini” “ sama-sama mas” jawabnya , sambil memakai BH dan baju atasnya kembali. “ dik mas boleh minta lagi kapan2 , mas janji mas akan puaskan adik “ kataku, “ boleh mas, besok malam saya kesini lagi, tugas jg belum selesai, ya udah mas dah malem, met ketemu besok” pamitnya.
Semalaman saya tidak bisa tidur, gambaran kejadian tadi terus menari-nari diatas pembaringanku, berutung sekali aku kontrak rumah disini, bisa mendapatkan gadis ABG secantik dia, besok malam janji datang lagi, tak sabar aku menantikan malam berikutnya, pagi menjelang sang surya mulai menampakkan kekuasaannya terhadap dunia, seperti biasa aku bersiap ke kantor, sambil menunggu Dea lewat, tidak lama berselang dea sudah kelihatan berjalan, dengan baju seragam sekolahnya putih abu-abu, seragam putih atas agak ketat sedangkan rok abu-abu bawahnya panjang, masih keliahatan sangat cantik dan segar. “pagi mas “ sapanya , “ pagi dik, eh bisa tidur ga semalem” tanyaku, dia tersenyum “ jam 12.00 baru bisa tidur” jawabnya, “ ntar malem jadi kesini lagi” tanyaku, “ yam as ngelanjutan tugas kemarin yang belum kelar” katanya, “ tugas apa tugas.” Candaku, dia tersenyum dan berlalu dari hadapanku.
Kemudian pak edi bapak Dea lewat “ dik andri terima kasih lo , Dea sudah dibantu ngerjain tugas” katanya, “ iya, pak sama –sama, tidak masalah kapan aja nanti saya bantu, mo kemana pak” jawabku sekaligus bertanya, “ ini mo bayar tagihan listrik” katanya, “ooo hati2 pak” kataku, kemudian pak edi segera berlalu. Hari itu dikantor aku sudah tidak kosentrasi bekerja, membayangkan apa yang terjadi nanti malam, setelah merapikan meja jam 16.30 aku segera pulang perjalanan dari kantor kerumah 1 jam, 17.30 dah nyampe rumah dan segera mandi, terus aku nyalahin laptop, dan nonton TV. Sekitar jam 19.00 bel berbunyi” inilah saat2 yang ditunggu-tunggu “ kata bathinku, segera ku buka pintu pagar dan kembali aku terpaku., Dea ternyata berpakaian yang lebih sexy lagi malam ini, dia pake kaos ketat tanpa lengan merah, dan celana pendek merah pula, sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih mulus, tiap ketemu kayaknya tambah cantik aja hehehe, “ oee.. kenapa diam mas, aku ga disuruh masuk” katanya menyadarkan lamunanku, “ ooo iya-iya silahkan masuk, sorry kamu cantik sekali sih maam ini” kataku setelah melewati aku , kulirik dadanya, wah kelihatannya dia ga pake BH, sudah persiapan nih, aku juga hanya berpakaian kaos oblong, dan celana pendek kolor aja. “ langsung aja dik tugasnya dikerjain, bentar aku ambilin minum” kataku, kali ini udah ga pake obat perangsang lagi.kulihat dia sudah mulai ngerjain tugasnya, tidak lama kemudian dia sudah buka internet, aku diam saja sambil sekali-sekali melirik pahanya yang mulus sambil nonton TV, setelah beberapa lama sudah ga tahan rasanya segera aku dekati dia, dan kuserbu bibirnya dengan agak kasar, tapi ternyata responnya sangat positif, dia juga membalas serbuanku dengan semangat 45 , ternyata dari tadi Dea juga sudah horny, tanpa piker panjang kulepas kaosnya dan memang benar Dea memang tidak memakai BH, aku ga peduli kulepas juga kaosku, dan langsung aku kulum, teteknya, kupijat-pijat dengan lidahku bergantian “mmmas ouhhh..ouhhh “ dia mulai meracau, tanganku mulai kuselipkan ke celana pendeknya , dan ku setuh memeknya, ternyata sudah basah dengan cairan kewanitaannya, terus kumainkan jari tanganku di sekitar memeknya tanpa membuka celananya, dan dia sendiri melakukan hal yang sama terhadap torpedoku, di remas-remas torpedoku yang telah membesar , yang besarnya hampir sama dengan pergelangan tangannya, “ mas besar sekali punya mas” katanya , “ iya dik , itu yang akan muasin adik nanti” kataku, sambil terus mengulum putingnya yang sudah sangat mengeras dan kenyal. Kunikmati keindahan ini sepenuh hatiku, kemudian aku bopong dia ke sofa, dan kulorot celana pendeknya sekaligus celana dalamnya, wauwww benar-benar pemandangan yang sangat indah, memeknya kecil, ditumbuhi rambut yang jarang, anehnya biarpun dig a begitu gemuk , tapi memeknya menggunung sangat bagus, terlihat hanya belahan dua daging yang ditempelkan, klitorisnya masih tersembunyi di dalam, paha sampai kakinya sangat mulus putih, ramping dan bulunya yang bikin aku ga tahan, suatu keindahan yang alami, langsung aja kukulum kembali teteknya kuputer-puter dengan lidahku, segera kususuri tubuhnya dengan lidahku, kujilatin semua dari mulai kening, wajahnya, lehernya, tangannya, kembali kedada, pelan-pelan turun ke perut kemudian ke pangkal pahanya, dia mulai meracau “ mmmmas enakk…masss enak..” kuteruskan aktivitasku pangkal pahanya kujilatin dan kuputer-puter, kemudian kesisi berikutnya terus turun perlahan sampai ujung kakinya , pindah ke jari kaki satunya teruss naik lagi ke arah pangkal pahanya, dia semakin meracau, kubuka liang Vaginanya dan dominasi warna merah muda terlihat didepanku, segera kujilat dan kusedot belahan vaginanya, Dea semakin menggelinjang sambil mengangkat-angkat pahanya , kusapu terus lidahku di sekitar vaginanya, kemudian ku sedot dan kucucup klitorisnya, dia mengangkat pinggulnya lama dan kedua tangannya menekan kepalaku semakin dalam, kutusuk-tusuk bagian tengahnya dengan lidah , dia semakin meracau dan cairan kenikmatan semakin mengalir dari sela-selanya, hmmmmm… nikmati sekali cairan perawan….” Ouhhhhh ahhhhhh. Ouuuuuh aaahhhh “ hanya itu yang terdengar dari bibir mungilnya, setelah sekitar 15 menit aku sudah tidak tahan, kuposisikan badannya di sofa, punggungnya aku ganjal dengan bantal sofa yang ada, kemudian kuarahkan kepala torpedoku, dia segera meraih torpedoku dan digesek-gesekkan ke bagian tengah vaginanya., ouuuuh nikmat mas…. Massukkkkkan mas, kembali dia meracau, shhettttt aku ga perduli keperawananku mas….yang penting enaaaakkkkk ouch.
Tangannya segera mencengkram pinggiran kursi, dan torpedoku mulai kutekan perlahan –lahan tarik ulur, agar lubang yang siap ditembus agak membesar , mengingat memeknya yang kecil dan imut, terus dengan perlahan-lahan kutarik ulur torpedoku, cairan kewanitaan semakin deras dan permukaan semakin licin, ini saatnya kulesatkan torpedoku, kutekan keras torpedoku dengan sekali hentakan, “ ouuuuuuuch..mas sakit” teriaknya ketika torpedoku sudah masuk di liangnya, sengaja aku lakukan sekali hentakan biar sakitnya tidak terlalu, “ sabar sayang…. Nanti juga ga sakit..tahan ya” bisikku, kudiamkan torpedoku beberapa saat, kemudian perlahan kutarik dan kutekan lagi.. masih sangat peret, torpedoku terasa diremes-remes , apalagi ketika ku tekan , pinggul Dea juga ikut menegang dan terangkat, sehingga jepitannya semakin terasa di torpedoku, terus ku genjot dia.semakin lama semakin cepat “ dia semakin merintih kenikmatan sekaligus sakit jadi satu, tapi lama-lama yang bunyi hanya rintihan kenikmatan..” uahhh— ssssssshhhh ……aaaaahhh ssssshh enak massssssss” itu yang terdengar berkali-kali, kemudian aku atur dia posisi doggie style …… ouuuuh Dea semakin meracau karena panetrasi torpedoku semakin dalam sampai mentok… masssss……masssss……. ga kuat enakkknya mas, setelah doggie 10 menit, kuajak dia main WOT agar dia bisa mengatur sendiri ritmenya , masih belum mahir tapi rasanya sangat nikmatttt…. Dia mulai mengenjot….kepalanya terlempar kekanan kekiri-depan belakang…….” Massss aku dah ga tahannnn jeritnya…. Rupanya dia akan orgasme duluan sementara aku masih belummm….. “ lepaskan …dik… ga papa…lepaskan… “ kataku, dea bener-bener sudah ga bisa nahan dengan jeritan panjang “ massssssssssssssssssss ahhhhhhhhh” akhirnya dia orgasme dan ambruk tubuhnya didadaku, karena aku belum orgasme maka kubalik tubunya kembali aku melakukan dengan posisi konvensional, karena hanya dengan posisi ini aku bisa orgasme,..
aku genjot kembali torpedoku tanpa ada perlawanan lagi dari dia, kupuaskan sendiri nafsuku dan dia hanya passsrah baru 5 menit , aku sudah ga bisa menahan cairan magmaku  dan ”ahhhhhhhhhhhhh….ahhhhhhhhhhhhh hh….ahhhhhhhhh “ seiring teriakanku kusemprotkan maniku di dalam vaginanya, setelah itu segera kusuruh dia bangun dan mencuci vaginanya dengan air dingin, semua yang terjadi sangat nikmat sekali, ga bisa terlukiskan dengan kata-kata, setelah berpakaian , “ dik maafkan mas andri , telah mengambil keperawanannmu” kataku, “ ga papa mas, sama-sama enakkkk kok, aku ga menyesal kok” katanya tanpa penyesalan, kasihan juga aku sama Dea, gadis secantik dia..sudah jadi korban nafsu bejat, tapi dia suka. Setelah bersih –bersih Dea pamit pulang.
Sejak kejadian, itu hampir 2 kali seminggu aku bercinta dengan Dea , sampai sekitar setahun, aku menikah, Dea sendiri melanjutkan petualangan bercintanya, sambil sesekali aku nminta jatah darinya klo istriku sedang kerja, 2 tahun kemudian saya pindah rumah, karena sekarang saya sudah memiliki rumah sendiri di jaktim, sejak itu kontak dengan Dea terputus, dan kabar terakhir dia sudah menjadi ayam kampus dengan tarif yang tinggi , tentu tanpa sepengetahuan Orang tuanya

Sunday, 7 January 2018

tante suci bikin enak

Suasana malam minggu ramai memang banyaknya orang yang hadir membuat Rony pemuda yang memang sedang berjojing ria membuatnya gerah, pengunjung bar banyak yang membawa pasangan, Rony tidak sendiri dia datang dengan Igor yang tengah asyik berjojing dengan seorang wanita yang juga pengunjung diskotik Shinta.

"Hai, boleh aku duduk?!" suara wanita menyapa.


Hasil gambar untuk porno sekolah dasar
gambar gogle


Rony menoleh tersentak dari perhatiannya pada Igor.

"Please..?" balasnya mempersilahkan wanita itu duduk disebelahnya.
"Sendiri?" sapa wanita itu yang memang agak teler mungkin karena terlalu banyak menenggak minuman keras.

"Akh nggak? bareng temanku, tuh" tunjuk Rony pada Igor yang saat itu sedang mendekatinya.
"Hai Ron.. Kenalin dong" sergah Igor.
"Boleh juga boncegan lo.." bisik Igor pada Rony.
"Gila lo.. gue aja belum kenal"
"Ron..?! Kenalin Vira.."
"Vira.." kata wanita itu sambil mejulurkan tangannya.
"Rony..?!" balas Rony.

"Ron sorry nich aku bakal jalan duluan sama Vira, disini terlalu ramai"
"Terus gue gimana?" Tanya Rony.
"Lo disini aja dulu?! Motor gue yang bawa, mana kontaknya?"
"Dasar gila lo, nich?!" Maki Rony.

Kini hanya tinggal Rony dengan wanita itu didalam diskotik Shinta yang malah tambah ramai ketika hari menjelang tengah malam.

"Ron.?!"
Rony menoleh,"Ya..?"
"Boleh aku minta tolong anterin pulang?" Pinta wanita itu pada Rony sambil menyerahkan kunci kontak.

Tanpa menjawab dipapahnya wanita itu pergi meninggalkan ruangan diskotik Shinta. Mobil yang dikendarai Rony menuju kawasan perumahan Lippo yang memang telah ditunjuk wanita itu.

"Nich cewek kayaknya Tante-Tante?" Bathin Rony setelah memperhatikan wajah wanita itu yang kelihatan mencerminkan usianya kira-kira 35-an. Sepanjang perjalanan Rony memperhatikan wanita yang tertidur disebelahnya. Pakaiannya yang hanya menutupi sebagian tubuhnya sehingga jelas sekali terlihat buah toketnya yang putih dan gede terus ke bagian bawah yang hanya memakai rok span sehingga jelas terlihat sangat mulus dan sangat seksi. Tiba tiba pikiran joroknya mulai merambah ditambah lagi jalan tol menuju Lippo sepi dan gelap. Tangan Rony mulai meraba paha, disingkapnya rok mini merah itu kini terlihat jelas CD wanita itu.




"Gila merah juga?" Ucapnya lirih takut tuh Tante bangun.

Kini tangan jahilnya mulai ke atas menuju bukit kembar yang nongol gede.

"Busyet mantep banget nich?" Remasan kecil tidak membuat Tante ini bangun pikirnya.
"Sial lagi asyik sudah sampai?!" Gerutu Rony sambil melepas remasan kecil pada payudara Tante itu terlihat pintu tol 500 meter lagi. Mungkin karena cahaya lampu pintu tol sang Tante terlihat bangun sambil membersihkan matanya.
"Dimana ini?"
"Mau masuk perumahan Tan?" Jawab Rony.
"Belok kiri no.13" tunjuk Tante itu rumahnya.
"Ok" Rony mengiyakan.

Rumah kawasan Lippo memang terkenal mewah gerbang rumah berwarna biru itu terbuka setelah dari dalam mobil Tante itu memencet remot pagar begitu juga pintu garasi, mobil lancer langsung meluncur masuk ke dalam garasi.

"Mari Tan.." bermaksud memapah Tante itu.
"Ah nggak usah pusingnya agak mendingan kok" tolak Tante itu halus.
"Ayo masuk" ajaknya sambil menuju pintu rumah didalam garasi.

Jalannya yang anggun membuat Rony menelan air ludah. Pantat gede Tante itu goyang kanan kiri mengikuti irama kakinya yang panjang dan mulus.

"Silahkan duduk..?!" mempersilahkan Rony duduk.
"Tanks Tante?" balas Rony.
"Oh ya siapa namamu tadi?" tanya Tante itu sambil pergi ke arah ruangan lain.
"Rony" balas Rony sedikit berteriak agar terdengar.

Tante Susi membawakan dua gelas bir sambil duduk disebelah Rony rapat sekali membuat Rony agak keki.

"Silahkan minum?" sambil menyerahkan segelas bir kaleng.

"Tanks Tan.."

Ditenggaknya bir itu bukannya haus tapi menahan gejolak birahi melihat paha putih mulus dan buah dada yang menantang.

"Santai aja? Haus ya?"
"Lumayan?!" balas Rony memerah.
"Oh ya.. Panggil aku Susi" Tante Susi memperkenalkan namanya.
"Tante Susi tinggal sendiri?" Mencoba Rony untuk ngobrol.
"Jangan panggil Tante Susi donk, Tante aja, apa Susi aja"
"Tante dech.." Rony memastikan.
"Sudah tua ya?" balas Tante Susi.
"Tapi Tante kelihatan masih cantik.." sambil matanya terus memeperhatikan buah dada tante Susi yang menggantung indah.
"Makasih" tersipu Tante Susi dipuji seperti itu.

"Oh ya Tante tinggal dengan siapa?" Tanya Rony penasaran.
"Aku tinggal ama suamiku, dia lagi berlayar 2 bulan sekali dia pulang sudah 2 minggu dia berangkat berlayar.." jelas Tante Susi.
"Oh begitu ya..?" berarti dia kesepian nich bathin Rony.
"Kamu sudah punya pacar?" Tante Susi bertanya sambil menarik tangan Rony ke atas pahanya yang putih itu.
"Belum Tan..?!" jawab Rony menarik tangannya mencoba malu-malu kucing.

"Kenapa? kok malu?! Apa aku harus tidur lagi biar kamu enggak malu dan leluasa mengelus-elusku"
"Maksud Tante?" bertanya heran Rony.
"Aku tahu yang kamu lakukan sepanjang perjalanan tadi, aku diam karena kupikir kamu kan sudah tolongin aku boleh donk sebagai tanda terimakasih"

"Jadi ni Tante juga keenakan toh, sial deg-deg an juga gue, gue kira dia tahu bakal marah eh malah seneng, aman sekarang dong, asyiik?" Bathin Rony.

Sekarang Rony bebas melakukan gerakannya karena sudah tahu Tante Susi senang diperlakukan seperti itu. Tangan Rony mulai meraba paha Tante Susi.

"Kulit Tante halus sekali..?!" bisik Rony ke telinga Tante Susi disertai jilatan halus membuat Tante Susi menggelinjang geli.
"Oh ya? Terusin dong ke atas Ron..?" pinta Tante Susi manja.

Tangan Rony masuk ke dalam celana dalam Tante Susi.

"Okh kamu ahli sekali Ron?" tangan Tante Susi mulai menjalar ke arah celana Rony dan mulai menelanjangi Rony dengan ganas.
"Tenang Tan?"
"Tanganmu itu yang membuat aku engga' tahan okh.. Okh" kembali Tante Susi mengerang kenikmatan.

Kini Rony sudah telanjang di pegangnya peler millik Rony yang lumayan besar.

"Gede juga punyamu" ucap Tante Susi sambil mulai mengulum peler Rony, Rony hanya bisa mendesah kenikmatan ketika pelernya amblas ke dalam mulut Tante Susi.

"Okh Tante okh.. Okh" sambil meremas rambut Tante Susi.
"Telanjangi aku Ron" pinta Tante Susi setelah puas mengulum peler Rony.

Rony mulai melakukannya hingga telanjang polos sudah Tante Susi, jelas terlihat bukit berumput hitam lebat dan sepasang payudara yang gede. Rony merebahkan tubuh bugil itu diatas kursi.

"Regangin pahamu Tan" pinta Rony.

Mulai ia menjilati vagina Tante Susi yang merah mungkin karena jarang di pake.

"Oh bulu jembut Tante lebat banget.."
"Tapi ok kan..?"
"Mantep Tan" ujar Rony sambil menyingkap bulu lebat itu dan mulai memainkan lidahnya dibibir vagina Tante Susi.
"Ukh.. Ukh.. Ukh hebat terus jilat terus Ron okh.. Enak.. Enak"

Menggelinjang eggak karuan Tante Susi menahan birahi yang mulai merambah urat-urat pembuluh darahnya. Sementara tangan Rony asyik meremas payudara Tante Susi yang gede.

"Remas Ron remas yang kenceng ukh.. ukh.." sambil matanya merem melek. Terlihat jelas oleh Rony vagina Tante lisa kembang kempis karena kenikmatan.

"Ron masukin donk, masukin Ron.. Ukh"

Sedikit dibungkukkan tubuh roni sambil mulai mengarahkan batang pelernya ke arah vagina Tante Susi yang sudah becek karena jilatan lembut lidah Rony. Perlahan tapi pasti peler Rony mulai merambah masuk ke dalam vagina Tante Susi.

"Okh.." desah Tante Susi keenakan.

Pantat Rony bergerak maju mundur.

"Okh.. Enak Ron okh.." merem melek Tante Susi dibuatnya.
"Okh.. Okh.. Goyang terus" pinta Tante Susi masih keenakan.

Rony pun merasakan kenikmatan teramat sangat pelernya terasa ada yang menyedot halus dan nikmat ditambah desahan Tante Susi yang sangat merangsang urat syarafnya menegang.

"Okh Tan empuk juga memekmu Tan okh.. Okh" sambil terus pantatnya maju mundur mengoyak vagina Tante Susi yang sudah basah banget.

Mulut Tante Susi yang mendesah seksi itu disambar Rony hingga keduanya saling berciumn liar, tangan Rony pun tidak tinggal diam remasan liar menimpa payudara Tante Susi yang sudah keras. Cukup lama perbuatan cabul diatas sofa itu berlangsung dengan sengit dengan teriakan Tante Susi yang tak tahan akan peler Rony yang beraksi. Hingga..

"Tan.. Pindah ke lantai yu?" ajak Rony.
"Terserah, asal jangan dilepas ya? Habis enak banget sih.."

Peler Rony masih menancap tegang di vagina Tante Susi, diangkatnya tubuh bugil Tante Susi lalu merebahkannya diatas lantai yang berpermadani halus itu. Keringat mengucur deras kenikmatan enggak terbendung gerakan maju mundur Rony yang kadang diselingi putaran pelernya membuat Tante Susi merem melek menahan gairah yang mungkin sangat diharapkannya malam itu.

"Ron gantian ya?" pinta Tante Susi ganti posisi.

Mereka berguling separo sehingga sekarang posisi Tante Susi berada di atas menindih tubuh Rony.

"Ron gimana kalau goyang gini" tawar Tante Susi sambil mengoyang pantatnya yang padat berisi.
"Gila Tan.. Enaak banget terus tan ukh.. Ukh.." sambil tangannya terus meremas payudara yang sekarang lebih menantang karena menggantung indah dan mantap.

"Oh Ron aku sudah tidak kuat Ron.. Okh.. Ron.. Okh.. Ron.. Okh"
"Tahan sebentar Tan.. Aku jagu sudah mau sampai okh.. Okh" erangan Rony menahan goyangan Tante Susi yang semakin liar.
"Okh.. Okh.. Aku keluar.. Okh.. Okh.."

Dengan cepat dicabut memeknya lalu disodorkan ke arah wajah Rony.

"Okh.. Hisap Ron.. Okh" pinta Tante Susi sambil tangannya mengocok kencang peler Rony yang saat itu sedang di ujung banget.

Dengan jilatan ganas dihisapnya vagina Tante Susi beserta cairan yang keluar dari dalam vagina itu Tante Susi terlihat sangat menikmati jilatan itu. Serr.. air mani vagina Tante Susi muncrat ke wajah Rony.

"Okh.. Okh.." erangan Tante Susi sambil terus membenamkan memeknya ke wajah Rony.
"Okh Ron kamu luar biasa" puji Tante Susi atas kehebatan Rony melayaninya.

Rony duduk di sofa kembali sementara pelernya masih menegang tangguh, dengan penuh pengertian Tante Susi mengocok peler Rony yang sudah tegang.

"Okh.. enggak lama Tan.. Okh.."

Crot.. Crot.. Dari peler Rony keluar cairan putih kental yang langsung dengan sigap Tante Susi memasukkan peler Rony ke dalam mulutnya.

"Akh.. Okh.." Rony tersenyum puas begitu juga Tante Susi yang memang malam itu sangat mendambakan memeknya mengeluarkan cairan kenikmatan ditemani lelaki perkasa seperti Rony.

Keduanya lalu beranjak kekamar tidur Tante Susi, setelah Tante Susi mengajak Rony ke kamarnya untuk istirahat sejenak dengan harapan Rony dapat melanjutkan kembali memuaskan nafsu birahinya.

Mampukah Rony..?

dwonload lagsung 10 vidio edisi smp klik di bawah

Popular Posts